Eating disorder atau gangguan makan adalah gangguan psikologis berupa kebiasaan makan yang tidak sehat. Beberapa kasus yang parah menunjukkan bahwa gangguan makan dapat menyebabkan penyakit serius bahkan kematian. Eating disorder dapat mempengaruhi siapapun dan pada usia kapanpun. Faktanya, hingga 13% remaja mungkin mengalami setidaknya satu gangguan makan pada usia 20 tahun. Eating disorder disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetika, kepribadian neurotisme, perfeksionisme, dan impulsif. Berikut ini adalah jenis-jenis eating disorder dan gejalanya:
1. Anorexia Nervosa
Anorexia nervosa adalah gangguan makan yang umumnya menganggap bahwa dirinya kelebihan berat badan meskipun sudah kurus. Gangguan psikologis ini cenderung membuat orang menjadi cemas dan terus-terusan memonitor berat badannya, menghindari jenis makan tertentu dan sangat membatasi kalori. Anoreksia dikategorikan ke dalam dua subtipe yaitu tipe membatasi dan tipe makan sepuasnya kemudian membersihkannya. Individu dengan tipe membatasi akan menurunkan berat badan hanya melalui diet, puasa, atau olahraga berlebihan. Individu dengan tipe makan sepuasnya kemudian membersihkannya yaitu makan makanan dalam jumlah banyak atau sangat sedikit, kemudian melakukan pembersihan perut dengan cara muntah, minum obat pencahar, obat diuretik atau olahraga berlebihan. Seiring waktu anorexia dapat merusak tubuh karena asupan gizi yang tidak seimbang bahkan kurang.
Gejala umum anoreksia nervosa meliputi:
2. Bulimia Nervosa
Bulimia nervosa sering dikatakan mirip dengan anoreksia subtipe makan sepuasnya. Perbedaannya yaitu bulimia biasanya mempertahankan berat badan yang relatif normal daripada menjadikannya kurus. Orang-orang yang mengidap bulimia juga makan sepuasnya sampai merasa kenyang dan biasanya sulit untuk berhenti ataupun mengendalikan berapa banyak yang mereka makan. Orang dengan bulimia kemudian akan melakukan pembersihan perut dengan melakukan muntah, puasa, minum obat pencahar atau melakukan olahraga berlebihan. Efek samping bulimia termasuk tenggorokan meradang dan sakit, pembengkakan kelenjar liur, enamel gigi yang rusak, kerusakan gigi, asam lambung, iritasi usus, dehidrasi parah, dan gangguan hormon. Dalam kasus yang parah, bulimia juga dapat menciptakan ketidakseimbangan kadar elektrolit, seperti natrium, kalium, dan kalsium. Ini dapat menyebabkan stroke atau serangan jantung.
Gejala umum bulimia nervosa meliputi:
3. Gangguan Makan Berlebihan
Ketakutan bertambah berat badan, meskipun memiliki berat badan normalGangguan makan merupakan hal yang paling umum terutama di Amerika Serikat. Biasanya dialami saat remaja dan peralihan menjadi dewasa. Gangguan makan berlebihan yaitu makan sepuasnya namun tidak melakukan pembersihan perut. Gangguan ini mengakibatkan orang makan dalam jumlah besar dalam waktu singkat dan tidak membatasi kalori yang masuk. Orang dengan gangguan makan berlebihan sering mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Efeknya dapat meningkatkan risiko komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.
Gejala umum gangguan makan berlebihan meliputi:
4. Pica
Pica adalah gangguan makan yang melibatkan makan hal-hal yang tidak dianggap makanan. Orang dengan pica dapat memakan zat non-makanan, seperti es, kotoran, tanah, kapur tulis, sabun, kertas, rambut, kain, wol, kerikil, deterjen, atau tepung jagung.
Pica dapat terjadi pada orang dewasa, serta anak-anak dan remaja. Individu dengan pica mungkin berisiko lebih tinggi mengalami keracunan, infeksi, cedera usus, dan defisiensi nutrisi. Tergantung pada zat yang dicerna, pica mungkin berakibat fatal.