Botoks memang digunakan secara medis untuk mengobati kondisi otot tertentu, dan secara sering digunakan untuk menghilangkan keriput dengan melumpuhkan otot secara sementara. Botoks terbuat dari neurotoksin yang disebut toksin botulinum dan diproduksi oleh bakteri Clostridium botulinum.
Suntikan dengan toksin botulinum umumnya ditoleransi dengan baik oleh pasien meskipun ada beberapa efek sampingnya. Dalam kasus yang jarang terjadi, seseorang mungkin memiliki kecenderungan genetik yang menghasilkan respons sementara dan ringan terhadap suntikan tersebut. Sekitar 1 persen dari orang yang menerima suntikan botulinum toksin tipe A mengembangkan antibodi terhadap racun yang membuat perawatan selanjutnya menjadi tidak efektif.
Toksin botulinum dapat menyebabkan beberapa efek yang tidak diinginkan antara lain :