Merasa risih dengan jerawat di wajah yang tidak kunjung sembuh? Jerawat dapat disebabkan oleh perubahan kadar hormon, bakteri, minyak, dan lainnya. Namun jika jerawat tidak kunjung sembuh, kekurangan vitamin D dapat menjadi salah satu penyebab, bahkan bisa jadi memperburuk kondisi jerawat.
Vitamin D sendiri merupakan vitamin yang memiliki sifat antimikroba. Karena jerawat seringkali disebabkan pertumbuhan bakteri yang berlebihan, penggunaan VItamin D dapat membantu meredakan jerawat.
Vitamin D memiliki sifat anti-inflamasi yang membantu mengatasi gejala peradangan jerawat. Cara paling mudah mendapatkan vitamin D yaitu dengan berjemur di bawah matahari. Matahari adalah sumber vitamin D paling melimpah dan dapat diproses langsung oleh tubuh. Selain lewat matahari, vitamin D dapat ditemukan dalam lemak ikan, kuning telur, hati sapi, jus jeruk, sereal, dan susu.
Namun bukan berarti lebih banyak berjemur di bawah matahari sama dengan lebih banyak vitamin D yang masuk ke dalam tubuh. Efek paparan sinar matahari langsung berbeda tergantung beberapa faktor seperti pigmentasi kulit, ukuran tubuh, faktor usia dan lingkungan, seperti garis lintang geografis, musim, waktu, kondisi cuaca, jumlah polusi udara dan seberapa banyak sinar UVA dan UVB yang ikut masuk ke kulit.
Bermandikan sinar matahari tanpa menggunakan sunscreen sama saja akan merusak kulit dan memperparah jerawat. Paparan sinar matahari langsung dan terus menerus juga meningkatkan risiko terkena kanker kulit. Karena itulah berjemur matahari bukanlah cara untuk memperbaiki jerawat. Dibutuhkan konsumsi suplemen tambahan dan makanan yang kaya vitamin D untuk membantu mengobati jerawat.
Tetapi kamu juga harus hati-hati, Ladies! Terlalu banyak mengonsumsi vitamin D dapat menyebabkan efek samping yang serius. National Institute of Health (NIH) telah menetapkan batas 100 mcg vitamin D per hari untuk pria dan wanita yang tidak hamil atau menyusui.
Efek samping paling umum dari keracunan vitamin D adalah penumpukan kalsium dalam darah yang disebut hiperkalsemia. Hiperkalsemia dapat menyebabkan mual, muntah, batu ginjal, dan kerusakan organ.